Catatan Penciptaan Langit Dan Bumi
Kehidupan di bumi hadir dengan pemikiran yang dominan dimulai dengan terjadinya penciptaan langit dan bumi. Sejumlah keyakinan mempengaruhi banyak orang di bumi karena hal itu menjadi catatan tertulis dalam sejumlah Kitab Suci. Masing-masing yang dinamakan Kitab Suci memiliki kisah tersendiri tentang proses penciptaan langit dan bumi. Untuk membantu pemahaman proses penciptaan langit dan bumi berdasarkan keyakinan dengan sumber Kitab Suci, maka secara sederhana dapat memperhatikan hal-hal di bawah ini:
Catatan terakhir dan mendasar yang harus dipertimbangan
Penciptaan langit dan bumi adalah karya "Elohim". Waktu yang diperlukan "Elohim" adalah 6 Hari. Rinciannya adalah:
* Hari 1 : langit dan bumi diciptakan dan yang pertama adalah “Jadilah terang”.
* Hari 2 : Allah menciptakan cakrawala
* Hari 3 : Daratan dipisahkan dengan lautan; tumbuh2an diciptakan
* Hari 4 : Matahari, bulan dan bintang diciptakan
* Hari 5: Binatang di lautan dan burung di udara
* Hari 6 : Binatang dibumi, ternak dan binatang melata, Manusia pertama diciptakan (Adam dan Hawa)
Catatan dokumen Kitab Suci adalah:
(Kej 1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
(Kej 1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
(Kej 1:3) Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
(Kej 1:4) Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
(Kej 1:5) Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
(Kej 1:6) Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air."
(Kej 1:7) Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
(Kej 1:8) Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
(Kej 1:9) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian.
(Kej 1:10) Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(Kej 1:11) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
(Kej 1:12) Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(Kej 1:13) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
(Kej 1:14) Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
(Kej 1:15) dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian.
(Kej 1:16) Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
(Kej 1:17) Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
(Kej 1:18) dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(Kej 1:19) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
(Kej 1:20) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."
(Kej 1:21) Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(Kej 1:22) Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."
(Kej 1:23) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
(Kej 1:24) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.
(Kej 1:25) Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(Kej 1:26) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
(Kej 1:27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
(Kej 1:28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
(Kej 1:29) Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
(Kej 1:30) Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
(Kej 1:31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Setelah langit dan bumi di ciptakan oleh Allah maka pada hari ke-7 maka Allah memberkati dan menguduskan hari ke-7.
Hal itu tercatat dalam Kejadian 2:1-3 yang tertulis: "Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu."
Maksud Allah menciptakan langit dan bumi, antara lain:
* Ia menciptakan untuk diri-Nya sendiri (Amsal 16:4; Roma 11:36; Kolose 1:16)
* Ia menciptakan untuk kesukaan diri-Nya sendiri (Efesus 1:5,6,9; Wahyu 4:11; Yesaya 43:7; 60:21; 61:3; Lukas 2:14)
* Ia menciptakan untuk menyatakan kuasa-Nya (Mazmur 19:2; Efesus 3:9,10)
TUHAN ALLAH menciptakan langit dan bumi bukan untuk segala sesuatu yang diciptakan oleh diri-Nya melainkan adalah bagian yang menjadi proses untuk masa depan dimana TUHAN ALLAH akan menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru yang bersifat kekal dan abadi dimana Allah Pencipta hadir dan tinggal bersama-sama dengan ciptaan-Nya dalam keintiman penuh keagungan dan kemuliaan. Semua Ciptaan-Nya yang mendengar, mempercayai, berharap dan mengasihi-Nya karena menerima dan hidup dalam kasih karunia demi kasih karunia yang dianugeraahkan oleh TUHAN akan berdiam bersama-sama dengan Pencipta dengan tubuh kemuliaan dan tentang langit dan bumi yang ada sekarang akan dilenyapkan berdasarkan pertimbangan-Nya di waktu yang dianggap tepat oleh diri-Nya sendiri. (Wahyu 21 dan 22)
Anugerah kasih karunia TUHAN maka DIA datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang sebab manusia telah terpisah dan terhilang dari hadapan TUHAN karena telah berdosa. Firman-Nya; barangsiapa yang mendengar, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, barangsiapa yang mau hendaklah mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma yang disediakan oleh Yesus Kristus. (Wahyu 22:17; Yohanes 4:14)
Kembali ke Atas!
Surah Al-A'raf (7:54): > "Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy."
Alquran tidak dengan tegas memberikan rincian proses tahapan penciptaan yang dikerjakan oleh Allah, namun ada sebuah tafsiran yang banyak dipakai menjadi acuan yaitu "Tafsir Al-Jalalayn" memberikan penjelasan yang cukup jelas tentang penciptaan langit dan bumi dalam enam masa (hari) berdasarkan tafsiran sumber dari ayat-ayat Al-Qur'an. Berikut adalah rincian dari pekerjaan yang dilakukan Allah dalam enam masa tersebut menurut penafsiran Al-Jalalayn dan sumber Al-Qur'an:
Rincian Penciptaan dalam Enam Masa:
Tidak ada catatan khusus kapan makhluk hidup yaitu tumbuhan, hewan dan manusia mulai menetap di bumi yang diciptakan oleh Allah tetapi berdasarkan Qs 41:11-12 diduga sebelum ada langit mereka sudah ada di bumi.
Setelah langit dan bumi diciptakan maka Allah berdiam di Arasy (singgasana) tetapi tidak dijelaskan apakah Arasy sudah ada sebelum langit dan bumi diciptakan atau baru diciptakan Allah setelah menciptakan langit dan bumi. Arasy adalah simbol kekuasaan dan kebesaran Allah, dan sebagai tempat di mana Allah bersemayam setelah menciptakan langit dan bumi. Arasy berbeda dengan surga sebab surga diperuntukkan untuk makhluk yang diciptakan Allah dan bukan untuk Allah sehingga Allah tidak tinggal bersama-sama dengan ciptaan-Nya.
Sumber teks tentang Asary diantaranya:
- Surah Al-A'raf (7:54) > "Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam."
- Surah Al-Mu'minun (23:116) > "Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia."
- Surah Al-Hadid (57:4) > "Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
Dalam catatan Al-Qur'an langit dan bumi diciptakan untuk Allah semata-mata ditujukan bagi manusia yang juga bagian dari penciptaan Allah. Jadi langit dan bumi hanyalah dipertontonkan bagi ciptaan-Nya semata-mata. Hal itu berdasarkan antara lain:
Kembali ke Atas!
Teks dari Bhagavata Purana - Bhagavata Purana 3.8.7: > "Pada mulanya, Dewa Brahma menciptakan langit dan bumi, kemudian menciptakan air, tanaman, hewan, dan manusia. Setelah itu, dia menciptakan keadilan dan kebenaran untuk menjadi pedoman hidup manusia."
Hindu memiliki catatan khusus terhadap Dewa Brahma, antara lain:
Vaikuntha dalam keyakinan Hindu adalah sebagai:
1. Keindahan dan Kedamaian: Vaikuntha digambarkan sebagai tempat yang sangat indah, dengan taman-taman yang penuh bunga, sungai-sungai yang jernih, dan suasana yang penuh kedamaian. Ini adalah tempat yang bebas dari kesedihan dan penderitaan.
2. Surgawi: Vaikuntha adalah salah satu dari loka (alam) tertinggi dalam kosmologi Hindu, di mana para dewa dan jiwa-jiwa yang diberkati tinggal dalam kebahagiaan abadi.
3. Istana Wisnu: Wisnu bersemayam di sebuah istana yang megah dan dikelilingi oleh makhluk-makhluk surgawi yang memuja dan melayani-Nya.
- Bhagavata Purana 8.5.4: "Vaikuntha, tempat tinggal Wisnu, adalah alam surgawi yang dipenuhi dengan kemurnian, cahaya ilahi, dan kedamaian. Di sana, tidak ada kesedihan atau penderitaan."
- Wisnu mengendalikan alam semesta dari Vaikuntha, memastikan bahwa dharma (kebenaran) dipertahankan dan ketertiban kosmik terjaga.
Manusia ciptaan Brahma yang diberkati karena hidup sesuai dengan tujuan yang ditetapkan saat penciptaan maka akan tinggal bersama Wisnu dengan kegiatan memuja dan melayani Wisnu.
Kembali ke Atas!
Agama Buddha berfokus pada konsep bahwa alam semesta tidak memiliki awal dan akhir yang definitif, tetapi mengalami siklus tak terbatas.
Buddha mengajarkan bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk mencapai pencerahan (Bodhi) dan nirwana (Nibbana), yaitu pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian (samsara) serta penderitaan yang menyertainya. Buddha mengajarkan berbagai jalan dan praktik untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara:
Kembali ke Atas!
Bundahishn (teks Zoroastrianisme): > Kisah penciptaan menggambarkan bagaimana Ahura Mazda menciptakan alam semesta dalam enam tahap.
Rincian aktivitas Ahura Mazda selama proses penciptaan adalah
Ahura Mazda adalah sosok dari kebijaksanaan, keadilan, dan kebenaran, sehingga proses penciptaan dilakukan-Nya mencerminkan nilai-nilai tersebut. Ahura Mazda adalah dewa pencipta yang menciptakan langit dan bumi serta segala isinya bertujuan untuk menciptakan kosmos yang harmonis dan menjaga keseimbangan antara kebaikan dan kejahatan.
Ahura Mazda dalam aktivitasnya sebagai Pencipta, Dia melakukan:
1. Tao sebagai Asal Mula: Tao adalah sumber dari semua ciptaan. Segala sesuatu yang ada di alam semesta berasal dari Tao sehingga Tao dijelaskan sebagai sesuatu yang melampaui pemahaman manusia.
2. Tao sebagai Prinsip Universal atau prinsip alam yang mengatur keseimbangan dan harmoni. Ia adalah hukum alam yang tak terlihat, yang mengatur perubahan dan siklus kehidupan.
3. Non-Dualitas: Tao mencakup segala dualitas seperti Yin dan Yang. Tao melampaui perbedaan antara baik dan buruk, besar dan kecil, dan dualitas lainnya.
Penjelasan Teks Taoisme tentang Tao adalah seperti:
- Tao Te Ching, Bab 1: > "Tao yang dapat dijelaskan bukanlah Tao yang kekal. Nama yang dapat disebutkan bukanlah nama yang abadi. Tanpa nama, Tao adalah asal mula dari langit dan bumi. Dengan nama, ia adalah ibu dari segala sesuatu."
- Tao Te Ching, Bab 25: > "Ada sesuatu yang tidak berbentuk dan sempurna, yang ada sebelum langit dan bumi. Tenang, kosong, sendiri, dan tidak berubah. Ia beredar tanpa lelah. Ia bisa menjadi ibu dari segala sesuatu. Aku tidak tahu namanya, jadi aku menyebutnya Tao. Jika aku harus memberinya nama, aku akan menyebutnya Besar (Great)."
Dalam Taoisme, Tao adalah prinsip tertinggi yang melampaui segala sesuatu dan tidak memiliki asal mula. Tao adalah kekal dan abadi, melampaui waktu dan ruang, dan menjadi dasar dari segala sesuatu yang ada. Sifat utama Tao:
Catatan penciptaan langit dan bumi hadir untuk menjadi bahan refleksi berpikir tentang TUHAN dan menilai kehidupan kita sebagai manusia ciptaan-Nya sebab hidup manusia akan berkelanjutan sekalipun alami proses kematian dalam menjalani hidup di bumi.
Hal yang sangat menyolok adalah adanya tawaran kasih karunia dari Yesus Kristus dalam hidup di dunia untuk sampai kepada Kediaman TUHAN di keabadian.
Kembali ke Atas!
Kristen | Islam | Hindu |
Budha | Zoroaster | Tao |
Catatan terakhir dan mendasar yang harus dipertimbangan
Kristen
Ajaran Yahudi dan Kristen memiliki kesamaan konsep proses penciptaan langit dan bumi karena sama-sama menyakini apa yang diajarkan oleh Musa dalam Kitab Kejadian.Penciptaan langit dan bumi adalah karya "Elohim". Waktu yang diperlukan "Elohim" adalah 6 Hari. Rinciannya adalah:
* Hari 1 : langit dan bumi diciptakan dan yang pertama adalah “Jadilah terang”.
* Hari 2 : Allah menciptakan cakrawala
* Hari 3 : Daratan dipisahkan dengan lautan; tumbuh2an diciptakan
* Hari 4 : Matahari, bulan dan bintang diciptakan
* Hari 5: Binatang di lautan dan burung di udara
* Hari 6 : Binatang dibumi, ternak dan binatang melata, Manusia pertama diciptakan (Adam dan Hawa)
Catatan dokumen Kitab Suci adalah:
(Kej 1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
(Kej 1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
(Kej 1:3) Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
(Kej 1:4) Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
(Kej 1:5) Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
(Kej 1:6) Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air."
(Kej 1:7) Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
(Kej 1:8) Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
(Kej 1:9) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian.
(Kej 1:10) Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(Kej 1:11) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
(Kej 1:12) Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(Kej 1:13) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
(Kej 1:14) Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
(Kej 1:15) dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian.
(Kej 1:16) Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
(Kej 1:17) Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
(Kej 1:18) dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(Kej 1:19) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
(Kej 1:20) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."
(Kej 1:21) Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(Kej 1:22) Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."
(Kej 1:23) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
(Kej 1:24) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.
(Kej 1:25) Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(Kej 1:26) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
(Kej 1:27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
(Kej 1:28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
(Kej 1:29) Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
(Kej 1:30) Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
(Kej 1:31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Setelah langit dan bumi di ciptakan oleh Allah maka pada hari ke-7 maka Allah memberkati dan menguduskan hari ke-7.
Hal itu tercatat dalam Kejadian 2:1-3 yang tertulis: "Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu."
Maksud Allah menciptakan langit dan bumi, antara lain:
* Ia menciptakan untuk diri-Nya sendiri (Amsal 16:4; Roma 11:36; Kolose 1:16)
* Ia menciptakan untuk kesukaan diri-Nya sendiri (Efesus 1:5,6,9; Wahyu 4:11; Yesaya 43:7; 60:21; 61:3; Lukas 2:14)
* Ia menciptakan untuk menyatakan kuasa-Nya (Mazmur 19:2; Efesus 3:9,10)
TUHAN ALLAH menciptakan langit dan bumi bukan untuk segala sesuatu yang diciptakan oleh diri-Nya melainkan adalah bagian yang menjadi proses untuk masa depan dimana TUHAN ALLAH akan menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru yang bersifat kekal dan abadi dimana Allah Pencipta hadir dan tinggal bersama-sama dengan ciptaan-Nya dalam keintiman penuh keagungan dan kemuliaan. Semua Ciptaan-Nya yang mendengar, mempercayai, berharap dan mengasihi-Nya karena menerima dan hidup dalam kasih karunia demi kasih karunia yang dianugeraahkan oleh TUHAN akan berdiam bersama-sama dengan Pencipta dengan tubuh kemuliaan dan tentang langit dan bumi yang ada sekarang akan dilenyapkan berdasarkan pertimbangan-Nya di waktu yang dianggap tepat oleh diri-Nya sendiri. (Wahyu 21 dan 22)
Anugerah kasih karunia TUHAN maka DIA datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang sebab manusia telah terpisah dan terhilang dari hadapan TUHAN karena telah berdosa. Firman-Nya; barangsiapa yang mendengar, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, barangsiapa yang mau hendaklah mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma yang disediakan oleh Yesus Kristus. (Wahyu 22:17; Yohanes 4:14)
Kembali ke Atas!
Islam
Dalam Islam, proses penciptaan langit dan bumi dijelaskan dalam Al-Qur'an. Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa dan kemudian bersemayam di atas Arasy. Hal itu bersumber dari:Surah Al-A'raf (7:54): > "Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy."
Alquran tidak dengan tegas memberikan rincian proses tahapan penciptaan yang dikerjakan oleh Allah, namun ada sebuah tafsiran yang banyak dipakai menjadi acuan yaitu "Tafsir Al-Jalalayn" memberikan penjelasan yang cukup jelas tentang penciptaan langit dan bumi dalam enam masa (hari) berdasarkan tafsiran sumber dari ayat-ayat Al-Qur'an. Berikut adalah rincian dari pekerjaan yang dilakukan Allah dalam enam masa tersebut menurut penafsiran Al-Jalalayn dan sumber Al-Qur'an:
Rincian Penciptaan dalam Enam Masa:
- Hari Pertama dan Kedua:
- Penciptaan Bumi: Allah menciptakan bumi dalam dua masa. Ini mencakup pembentukan fisik bumi, termasuk daratan dan lautan.
- Surah Fussilat (41:9): "Katakanlah: 'Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada (Allah) yang menciptakan bumi dalam dua masa, dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam.'" - Hari Ketiga dan Keempat:
- Penciptaan Gunung-Gunung dan Penentuan Kadar Makanan: Setelah pembentukan bumi, Allah menciptakan gunung-gunung yang kokoh di atasnya dan menentukan kadar makanan serta memberkahi bumi.
- Surah Fussilat (41:10): "Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuninya) dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya." - Hari Kelima dan Keenam:
- Penciptaan Langit dan Pembentukan Tujuh Langit: Allah kemudian menuju penciptaan langit yang masih merupakan asap, lalu menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Setiap langit diatur dengan urusan masing-masing, dan langit terdekat dihiasi dengan bintang-bintang.
- Surah Fussilat (41:11-12): "Kemudian Dia menuju penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: 'Datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.' Keduanya menjawab: 'Kami datang dengan suka hati.' Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui."
Tidak ada catatan khusus kapan makhluk hidup yaitu tumbuhan, hewan dan manusia mulai menetap di bumi yang diciptakan oleh Allah tetapi berdasarkan Qs 41:11-12 diduga sebelum ada langit mereka sudah ada di bumi.
Setelah langit dan bumi diciptakan maka Allah berdiam di Arasy (singgasana) tetapi tidak dijelaskan apakah Arasy sudah ada sebelum langit dan bumi diciptakan atau baru diciptakan Allah setelah menciptakan langit dan bumi. Arasy adalah simbol kekuasaan dan kebesaran Allah, dan sebagai tempat di mana Allah bersemayam setelah menciptakan langit dan bumi. Arasy berbeda dengan surga sebab surga diperuntukkan untuk makhluk yang diciptakan Allah dan bukan untuk Allah sehingga Allah tidak tinggal bersama-sama dengan ciptaan-Nya.
Sumber teks tentang Asary diantaranya:
- Surah Al-A'raf (7:54) > "Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam."
- Surah Al-Mu'minun (23:116) > "Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia."
- Surah Al-Hadid (57:4) > "Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
Dalam catatan Al-Qur'an langit dan bumi diciptakan untuk Allah semata-mata ditujukan bagi manusia yang juga bagian dari penciptaan Allah. Jadi langit dan bumi hanyalah dipertontonkan bagi ciptaan-Nya semata-mata. Hal itu berdasarkan antara lain:
- Sebagai Tanda Kekuasaan Allah dan kebesaran-Nya, agar manusia yang diciptakan-Nya dapat merenungkan dan mengenal kebesaran Allah.
- Surah Al-Baqarah (2:164): > "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, dan kapal yang berlayar di laut membawa apa yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah matinya (kering), dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh, (terdapat) tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." - Untuk Ujian dan Umat Manusia yang diciptakan-Nya sehingga diketahui siapa di antara mereka yang berbuat baik dalam kehidupan dunia ini.
- Surah Al-Mulk (67:2): > "Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun." - Sebagai Tempat Tinggal Manusia yang diciptakan-Nya, serta menyediakan segala keperluan untuk kehidupan mereka.
- Surah Ibrahim (14:32-34): > "Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan sungai-sungai bagimu. Dan Dia telah menundukkan matahari dan bulan bagimu yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya); dan Dia telah menundukkan malam dan siang bagimu. Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." - Untuk Menunjukkan Keadilan dan Kehendak-Nya kepada manusia yang diciptakan-Nya.
- Surah An-Nisa (4:126): > "Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Meliputi segala sesuatu." - Sebagai Bukti Kekuasaan-Nya terhadap manusia ciptaan-Nya dalam Hari Kiamat
- Surah Ar-Rum (30:27): > "Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengulangi penciptaan-Nya (pada hari kiamat); dan hal itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Bagi-Nya lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Kembali ke Atas!
Hindu
Dalam kepercayaan Hindu, terdapat dua sumber teks, yaitu "Teks Veda dan Puranik" yang memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dalam kisah penciptaan, diantaranya:- Persamaan antara lain:
- Tuhan sebagai Pencipta: Kedua teks mengakui bahwa Tuhan (atau Sang Pencipta) adalah sumber dari segala kehidupan dan alam semesta.
- Proses Penciptaan: Kedua teks menggambarkan proses penciptaan yang melibatkan langit, bumi, air, dan makhluk hidup.
- Moralitas dan Keadilan: Kedua teks menekankan pentingnya moralitas dan keadilan dalam kehidupan manusia. - Perbedaan antara lain:
- "Struktur dan Fokus" dimana Veda berfokus utama pada mantra dan upacara yang digunakan dalam ritual keagamaan. Veda lebih bersifat liturgis dan teologis sedangkan Puranik berfokus pada cerita dan mitologi yang lebih mendetail tentang penciptaan, kehidupan para dewa, dan sejarah manusia.
- "Bahasa dan Stil" dengan perbedaan "Veda" mengunakan bahasa yang digunakan lebih formal dan kompleks, sering kali dalam bentuk doa dan mantra. Sedangkan "Puranik" mengunakan bahasa yang lebih naratif dan cerita, dengan gaya yang lebih mudah dibaca dan dipahami oleh umat umum.
- "Konten" dengan perbedaan "Veda" mengandung mantra dan doa yang digunakan dalam ritual keagamaan serta ajaran teologis yang lebih abstrak. Sedangkan "Puranik" mengandung cerita lengkap tentang penciptaan, kehidupan para dewa, dan sejarah manusia, sering kali dengan banyak detail dan narasi.
- "Contoh Teks" tentang asal mula, "Veda (Rigveda 10.129)" > "Pada mulanya tidak ada keberadaan atau ketidakberadaan. Tidak ada udara, juga tidak ada langit di luar. Apa yang mengandung itu? Di mana? Dalam perlindungan siapa? Apakah itu air, kedalaman yang tak terduga?" Sedangkan dalam "Puranik (Bhagavata Purana 3.8.7)" > "Pada mulanya, Dewa Brahma menciptakan langit dan bumi, kemudian menciptakan air, tanaman, hewan, dan manusia. Setelah itu, dia menciptakan keadilan dan kebenaran untuk menjadi pedoman hidup manusia."
Teks dari Bhagavata Purana - Bhagavata Purana 3.8.7: > "Pada mulanya, Dewa Brahma menciptakan langit dan bumi, kemudian menciptakan air, tanaman, hewan, dan manusia. Setelah itu, dia menciptakan keadilan dan kebenaran untuk menjadi pedoman hidup manusia."
Hindu memiliki catatan khusus terhadap Dewa Brahma, antara lain:
- Lahir dari Bunga Teratai: Menurut beberapa tradisi, Brahma lahir dari bunga teratai yang muncul dari pusar Wisnu yang sedang tidur di lautan kosmik. Bunga teratai ini melambangkan kelahiran dan penciptaan yang murni.
- Bhagavata Purana 3.8.10: "Dari pusar Wisnu muncul bunga teratai yang sangat indah, dan di atas bunga teratai itu duduk Brahma, pencipta alam semesta." - Empat Wajah: Brahma sering digambarkan dengan empat wajah yang menghadap ke empat penjuru mata angin, melambangkan kebijaksanaan dan pengetahuan yang menyeluruh.
- Markandeya Purana 2.34: "Brahma memiliki empat wajah, dan dari wajah-wajahnya lahir Veda yang melambangkan pengetahuan dan kebijaksanaan." - Peran dan Fungsi Dewa Brahma:
1. Pencipta Alam Semesta: Brahma diberi peran oleh Tuhan untuk menciptakan alam semesta, termasuk langit, bumi, dan semua makhluk hidup. Dia menciptakan segala sesuatu dengan bantuan Veda, yang merupakan kitab suci Hindu.
- Manu Smriti 1.1: "Brahma, pencipta alam semesta, menciptakan segala sesuatu dengan kekuatan pengetahuan yang diberikan oleh Veda."
2. Sang Pencipta Waktu: Brahma juga bertanggung jawab atas penciptaan waktu, termasuk siklus kelahiran, kehidupan, kematian, dan reinkarnasi.
- Matsya Purana 3.12: "Brahma menciptakan waktu dan mengatur siklus kehidupan dan kematian, memimpin kelahiran dan reinkarnasi semua makhluk." - Simbol dan Atribut Dewa Brahma:
1. Kitab Veda: Brahma sering digambarkan memegang kitab Veda, yang melambangkan pengetahuan suci dan kebijaksanaan.
2. Tongkat dan Tasbih: Selain itu, Brahma juga digambarkan memegang tongkat dan tasbih (mala), yang melambangkan kekuatan spiritual dan meditasi.
3. Kendaraan: Kendaraan Brahma adalah angsa (Hamsa), yang melambangkan keanggunan, kebijaksanaan, dan kemampuan untuk membedakan antara kebenaran dan kepalsuan.
- Manifestasi dari Kekuatan Ilahi dan kehendak Tuhan untuk menjadikan alam semesta dan segala isinya. Penciptaan ini adalah wujud dari kreativitas dan kekuasaan Brahma sebagai dewa pencipta dalam trilogi Hindu (Trimurti), yang juga mencakup Wisnu (pemelihara) dan Siwa (penghancur).
- Siklus Kehidupan dan Waktu (Kalpa) dengan konsep bahwa alam semesta dianggap mengalami siklus penciptaan, pemeliharaan, dan kehancuran yang berulang-ulang, yang dikenal sebagai Kalpa. Setiap Kalpa adalah satu hari bagi Brahma, yang terdiri dari masa-masa penciptaan (Srishti), pemeliharaan (Sthiti), dan kehancuran (Samhara). Brahma menciptakan langit dan bumi sebagai bagian dari siklus ini, yang mencerminkan keseimbangan kosmis dan harmonis dalam waktu yang terus-menerus.
- Penciptaan Manusia dan Kehidupan semua makhluk hidup lainnya untuk menghuni bumi dan menjalani kehidupan yang berlandaskan dharma (tugas dan kewajiban). Manusia diciptakan dengan tujuan untuk mencapai moksha (pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian) melalui praktik dharma, karma (tindakan), dan bhakti (devosi kepada Tuhan).
- Penciptaan Tatanan Kosmis dengan cara Brahma menciptakan langit dan bumi meliputi hukum alam, elemen-elemen alam, dan segala fenomena yang ada di alam semesta. Penciptaan ini mencakup pembagian alam semesta menjadi tiga dunia (Triloka): Swarga (dunia dewa-dewa), Bhu-loka (dunia manusia), dan Patala (dunia bawah).
- Manusia diciptakan untuk menjalankan dharma, yaitu tugas dan kewajiban moral yang sesuai dengan peran dan status mereka dalam kehidupan. Dharma mencakup aspek-aspek seperti kebenaran, keadilan, kewajiban keluarga, dan tanggung jawab sosial.
Bhagavad Gita 3:35: "Lebih baik menjalankan dharma sendiri, meskipun tidak sempurna, daripada menjalankan dharma orang lain dengan sempurna." - Manusia diciptakan untuk mengisi bumi dan menjaga keseimbangan alam melalui hubungan harmonis dengan lingkungan dan makhluk hidup lainnya. Ini mencakup tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan alam.
Atharva Veda 12.1.1: "Bumi adalah ibu kita, dan kita semua adalah anak-anaknya." - Manusia diharapkan mencapai moksha, yaitu pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian (samsara). Melalui praktik spiritual, meditasi, pengetahuan, dan kebajikan, manusia dapat mencapai kesatuan dengan Brahman dan mencapai kebebasan spiritual.
Upanishad, Mundaka Upanishad 2.2.9: "Ketika semua ikatan hati terlepas, maka manusia mencapai kebebasan abadi." - Manusia diciptakan untuk belajar dan berkembang, baik secara intelektual, emosional, maupun spiritual. Kehidupan manusia penuh dengan ujian dan pengalaman yang mengajarkan kebijaksanaan dan pengetahuan.
Chandogya Upanishad 7.1.1: "Pendidikan adalah pembebasan." - Manusia diciptakan untuk menyembah dan mengabdi kepada "Tuhan" dengan penuh cinta dan devosi (bhakti). Pengabdian kepada "Tuhan" melalui doa, ritual, dan tindakan kebaikan dianggap sebagai jalan penting menuju kesadaran spiritual dan kedekatan dengan-Nya.
Bhagavad Gita 9.22: "Bagi mereka yang selalu menyembah-Ku dengan cinta bhakti yang penuh, Aku memberikan apa yang mereka butuhkan dan menjaga apa yang mereka miliki." - Manusia diciptakan untuk menjaga kesinambungan kehidupan melalui reproduksi dan pembentukan keluarga. Ini mencakup tanggung jawab untuk mendidik dan membimbing generasi berikutnya dalam menjalankan dharma mereka.
Manusmriti 9.28: "Dharma dilanjutkan oleh generasi yang mendatang melalui kelahiran, pendidikan, dan kehidupan yang penuh kebajikan."
Vaikuntha dalam keyakinan Hindu adalah sebagai:
1. Keindahan dan Kedamaian: Vaikuntha digambarkan sebagai tempat yang sangat indah, dengan taman-taman yang penuh bunga, sungai-sungai yang jernih, dan suasana yang penuh kedamaian. Ini adalah tempat yang bebas dari kesedihan dan penderitaan.
2. Surgawi: Vaikuntha adalah salah satu dari loka (alam) tertinggi dalam kosmologi Hindu, di mana para dewa dan jiwa-jiwa yang diberkati tinggal dalam kebahagiaan abadi.
3. Istana Wisnu: Wisnu bersemayam di sebuah istana yang megah dan dikelilingi oleh makhluk-makhluk surgawi yang memuja dan melayani-Nya.
- Bhagavata Purana 8.5.4: "Vaikuntha, tempat tinggal Wisnu, adalah alam surgawi yang dipenuhi dengan kemurnian, cahaya ilahi, dan kedamaian. Di sana, tidak ada kesedihan atau penderitaan."
- Wisnu mengendalikan alam semesta dari Vaikuntha, memastikan bahwa dharma (kebenaran) dipertahankan dan ketertiban kosmik terjaga.
Manusia ciptaan Brahma yang diberkati karena hidup sesuai dengan tujuan yang ditetapkan saat penciptaan maka akan tinggal bersama Wisnu dengan kegiatan memuja dan melayani Wisnu.
Kembali ke Atas!
Budha
Buddhisme tidak memiliki kisah penciptaan. Buddhisme lebih fokus pada siklus kelahiran, kehidupan, kematian, dan reinkarnasi.Agama Buddha berfokus pada konsep bahwa alam semesta tidak memiliki awal dan akhir yang definitif, tetapi mengalami siklus tak terbatas.
Buddha mengajarkan bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk mencapai pencerahan (Bodhi) dan nirwana (Nibbana), yaitu pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian (samsara) serta penderitaan yang menyertainya. Buddha mengajarkan berbagai jalan dan praktik untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara:
- Empat Kebenaran Mulia (Catur Arya Satyani):
- Kebenaran tentang Dukkha (Penderitaan): Mengakui bahwa kehidupan penuh dengan penderitaan dan ketidakpuasan.
- Kebenaran tentang Asal Mula Dukkha: Memahami bahwa penderitaan berasal dari keinginan, nafsu, dan ketidaktahuan.
- Kebenaran tentang Berakhirnya Dukkha: Menyadari bahwa penderitaan dapat diakhiri dengan menghilangkan keinginan dan ketidaktahuan.
- Kebenaran tentang Jalan Menuju Berakhirnya Dukkha: Mengetahui bahwa ada jalan untuk mengakhiri penderitaan, yaitu Jalan Mulia Berunsur Delapan. - Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Atthangika Magga) atau delapan praktik yang harus diikuti untuk mencapai pencerahan dan nirwana:
- Pandangan Benar: Memahami Empat Kebenaran Mulia.
- Niat Benar: Memiliki niat yang benar, seperti niat untuk tidak menyakiti makhluk hidup.
- Ucapan Benar: Berbicara dengan jujur, tidak menyakiti, dan tidak mengadu domba.
- Tindakan Benar: Bertindak dengan tidak membunuh, mencuri, atau melakukan perbuatan tidak bermoral.
- Mata Pencaharian Benar: Memiliki pekerjaan yang tidak merugikan makhluk hidup.
- Usaha Benar: Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengembangkan kebajikan dan menghindari kejahatan.
- Perhatian Benar: Memiliki kesadaran dan perhatian penuh terhadap pikiran, perasaan, dan tindakan.
- Konsentrasi Benar: Mempraktikkan meditasi untuk mencapai ketenangan dan kejernihan pikiran. - Empat Keutamaan (Brahmaviharas) atau empat sikap luhur untuk mencapai kebahagiaan dan pencerahan:
- Metta (Cinta Kasih): Kasih sayang tanpa pamrih kepada semua makhluk hidup.
- Karuna (Welas Asih): Belas kasihan dan keinginan untuk mengurangi penderitaan makhluk lain.
- Mudita (Simpati): Kebahagiaan atas kebahagiaan orang lain.
- Upekkha (Ketenangan): Keseimbangan batin dan ketenangan dalam menghadapi suka dan duka. - Tiga Latihan (Trisiksa) untuk mencapai pencerahan:
- Sila (Kebajikan Moral): Mengembangkan moralitas dan etika yang baik.
- Samadhi (Konsentrasi): Mengembangkan konsentrasi melalui praktik meditasi.
- Panna (Kebijaksanaan): Mengembangkan kebijaksanaan melalui pemahaman mendalam tentang kebenaran.
Kembali ke Atas!
Zoroastrianisme
Zoroastrianisme memiliki kisah penciptaan di mana Ahura Mazda, Tuhan yang baik, menciptakan dunia dalam enam langkah, termasuk langit, air, bumi, tanaman, hewan, dan manusia.Bundahishn (teks Zoroastrianisme): > Kisah penciptaan menggambarkan bagaimana Ahura Mazda menciptakan alam semesta dalam enam tahap.
Rincian aktivitas Ahura Mazda selama proses penciptaan adalah
- Tahap Pertama: Langit dan Bumi - Ahura Mazda menciptakan langit dan bumi sebagai dasar dari alam semesta.
- Tahap Kedua: Air - Setelah langit dan bumi, dia menciptakan air untuk menghidrasi bumi.
- Tahap Ketiga: Tanaman - Ahura Mazda menciptakan tanaman untuk memberikan makanan bagi makhluk hidup.
- Tahap Keempat: Hewan - Dia menciptakan hewan untuk memperkaya ekosistem dan memberikan sumber makanan bagi manusia.
- Tahap Kelima: Manusia - Ahura Mazda menciptakan manusia untuk menjaga dan menghormati alam semesta.
- Tahap Keenam: Keadilan dan Kebenaran - Dia menciptakan asha (keadilan dan kebenaran) untuk menjadi pedoman hidup manusia.
Ahura Mazda adalah sosok dari kebijaksanaan, keadilan, dan kebenaran, sehingga proses penciptaan dilakukan-Nya mencerminkan nilai-nilai tersebut. Ahura Mazda adalah dewa pencipta yang menciptakan langit dan bumi serta segala isinya bertujuan untuk menciptakan kosmos yang harmonis dan menjaga keseimbangan antara kebaikan dan kejahatan.
Ahura Mazda dalam aktivitasnya sebagai Pencipta, Dia melakukan:
- Ahura Mazda menciptakan langit dan bumi untuk menciptakan tatanan kosmis yang harmonis, di mana segala sesuatu berada dalam keseimbangan dan keteraturan. Ini mencakup pembagian alam semesta menjadi dua dunia utama: Spenta Mainyu (spirit yang baik) dan Angra Mainyu (spirit yang jahat).
- Ahura Mazda juga menunjukkan perjuangan antara kebaikan dan kejahatan. Ahura Mazda menciptakan segala yang baik, sementara Angra Mainyu menciptakan segala yang jahat. Keseimbangan ini diperlukan untuk menjaga kosmos yang harmonis dan menghindari dominasi satu arah yang dapat merusak keseimbangan alam semesta.
- Mazda memberikan latar belakang bagi manusia untuk membuat pilihan moral. Manusia diberikan kebebasan untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan, dan penciptaan ini menunjukkan pentingnya pilihan moral dalam kehidupan manusia.
- Ahura Mazda menciptakan langit dan bumi untuk menyediakan tempat tinggal bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, serta menyediakan segala kebutuhan untuk kehidupan mereka. Ini mencakup segala yang diperlukan untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan kebaikan dan kebijaksanaan.
- Ahura Mazda juga memberikan tempat bagi manusia untuk mengembangkan diri secara spiritual dan mencapai keselamatan. Manusia diberikan kesempatan untuk mengembangkan kebijaksanaan, meditasi, dan praktik moral untuk mencapai kesadaran spiritual yang lebih tinggi.
- Frashokereti: Frashokereti adalah konsep akhir zaman dalam Zoroastrian, di mana dunia akan mengalami pembaruan dan penyucian total. Semua kejahatan akan dihancurkan, dan kebaikan akan menang. Ini adalah visi tentang kemenangan akhir kebaikan atas kejahatan dan pencapaian keadaan sempurna dan abadi.
- Ashavan: Dalam Zoroastrian, tujuan hidup manusia adalah menjadi Ashavan, yang berarti orang yang saleh dan benar, yang hidup sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran (Asha). Ashavan adalah individu yang telah mencapai kemurnian spiritual dan kebajikan melalui tindakan benar dan kehidupan yang suci.
- Happiness and Harmony: Tujuan akhir bagi seorang penganut Zoroastrian adalah mencapai kebahagiaan abadi di alam roh yang dikenal sebagai "Garothman" atau "Bait Surga" (House of Song), di mana roh yang saleh akan hidup dalam kebahagiaan abadi bersama Ahura Mazda, Tuhan Yang Maha Esa.
- Mengikuti Prinsip Asha atau prinsip kebenaran, keteraturan, dan keadilan dalam ajaran Zoroastrian. Hidup sesuai dengan Asha berarti menjalani hidup dengan kejujuran, kebijaksanaan, dan kebajikan. Asha mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan kebenaran dan keteraturan kosmis, termasuk moralitas, etika, dan hukum alam.
- Mempraktikkan Tiga Pahalavi yang terdiri:
1. Humata (Pikiran Baik): Memiliki niat baik dan pikiran yang jujur.
2. Hukhta (Ucapan Baik): Berbicara dengan kebenaran dan tidak menyakiti dengan kata-kata.
3. Hvarshta (Perbuatan Baik): Melakukan tindakan yang baik, adil, dan bermanfaat bagi sesama makhluk hidup. - Beribadah dan Melakukan Ritual sebagai seorang Ashavan. Ritual-ritual ini termasuk doa harian, upacara keagamaan, dan perayaan festival Zoroastrian seperti Nowruz (Tahun Baru Persia) dan Gahambars (festival musim).
- Menjaga Kesucian dan Kebersihan, baik fisik maupun spiritual, adalah aspek penting dalam menjadi Ashavan. Ini termasuk menjaga kebersihan diri, rumah, dan lingkungan, serta menjaga pikiran dan jiwa tetap murni.
- Berbuat Kebaikan dan Menghindari Kejahatan yang berarti menjalankan tindakan yang mendukung kebaikan dan keadilan serta menolak dan melawan kejahatan dalam segala bentuknya.
- Memiliki Hubungan Harmonis dengan Orang Lain seperti dengan keluarga, teman, dan masyarakat. Ini mencakup rasa saling menghormati, kerja sama, dan cinta kasih terhadap sesama makhluk hidup.
Tao
Menurut Taoisme, alam semesta dan segala sesuatu di dalamnya berasal dari Tao. Tao adalah konsep utama dalam ajaran Taoisme yang diartikan sebagai "Jalan" atau "Prinsip Tertinggi". Tao adalah asal mula dan dasar dari segala sesuatu, dan segala sesuatu kembali ke Tao. Tao secara sederhana adalah:1. Tao sebagai Asal Mula: Tao adalah sumber dari semua ciptaan. Segala sesuatu yang ada di alam semesta berasal dari Tao sehingga Tao dijelaskan sebagai sesuatu yang melampaui pemahaman manusia.
2. Tao sebagai Prinsip Universal atau prinsip alam yang mengatur keseimbangan dan harmoni. Ia adalah hukum alam yang tak terlihat, yang mengatur perubahan dan siklus kehidupan.
3. Non-Dualitas: Tao mencakup segala dualitas seperti Yin dan Yang. Tao melampaui perbedaan antara baik dan buruk, besar dan kecil, dan dualitas lainnya.
Penjelasan Teks Taoisme tentang Tao adalah seperti:
- Tao Te Ching, Bab 1: > "Tao yang dapat dijelaskan bukanlah Tao yang kekal. Nama yang dapat disebutkan bukanlah nama yang abadi. Tanpa nama, Tao adalah asal mula dari langit dan bumi. Dengan nama, ia adalah ibu dari segala sesuatu."
- Tao Te Ching, Bab 25: > "Ada sesuatu yang tidak berbentuk dan sempurna, yang ada sebelum langit dan bumi. Tenang, kosong, sendiri, dan tidak berubah. Ia beredar tanpa lelah. Ia bisa menjadi ibu dari segala sesuatu. Aku tidak tahu namanya, jadi aku menyebutnya Tao. Jika aku harus memberinya nama, aku akan menyebutnya Besar (Great)."
Dalam Taoisme, Tao adalah prinsip tertinggi yang melampaui segala sesuatu dan tidak memiliki asal mula. Tao adalah kekal dan abadi, melampaui waktu dan ruang, dan menjadi dasar dari segala sesuatu yang ada. Sifat utama Tao:
- Tao adalah sesuatu yang tidak dapat dijelaskan atau didefinisikan sepenuhnya dengan kata-kata. Ia adalah prinsip yang melampaui pemahaman manusia.
Tao Te Ching, Bab 1: "Tao yang dapat dijelaskan bukanlah Tao yang kekal. Nama yang dapat disebutkan bukanlah nama yang abadi." - Asal Mula Segala Sesuatu sebab Dia sumber dari semua ciptaan dan segala yang ada di alam semesta. Semua makhluk dan benda berasal dari Tao.
Tao Te Ching, Bab 1: "Tanpa nama, Tao adalah asal mula dari langit dan bumi. Dengan nama, ia adalah ibu dari segala sesuatu." - Keseimbangan dan Harmoni sebab Tao mencakup dualitas Yin dan Yang serta mengatur keseimbangan dan harmoni di alam semesta. Semua perubahan dan siklus diatur oleh Tao.
Tao Te Ching, Bab 42: "Tao melahirkan satu, satu melahirkan dua, dua melahirkan tiga, dan tiga melahirkan segala sesuatu. Semua makhluk mengandung Yin dan memeluk Yang. Keseimbangan mereka menghasilkan harmoni." - Tidak Berubah dan Abadi sebab Tao adalah kekal dan tidak berubah. Ia ada sebelum segala sesuatu dan akan tetap ada setelah segala sesuatu berakhir.
Tao Te Ching, Bab 25: "Ada sesuatu yang tidak berbentuk dan sempurna, yang ada sebelum langit dan bumi. Tenang, kosong, sendiri, dan tidak berubah. Ia beredar tanpa lelah. Ia bisa menjadi ibu dari segala sesuatu." - Tao Tidak Berasal dari Apa Pun: Tao tidak memiliki asal mula karena ia adalah prinsip yang melampaui segala sesuatu. Ia adalah kekal dan ada dengan sendirinya.
Sumber dari Segala Sesuatu: Tao adalah asal mula dari langit, bumi, dan segala makhluk hidup. Semua ciptaan berasal dari Tao dan kembali kepada Tao.
Tao Te Ching, Bab 4: > "Tao itu kosong, tetapi dalam penggunaannya, ia tidak pernah habis. Oh, betapa dalamnya ia, tampaknya menjadi nenek moyang segala sesuatu. Ia mengasah sudut yang tajam dan meredakan cahaya yang gemerlap. Ia menyatukan dunia dan membuat segalanya menjadi satu. Betapa dalamnya, betapa murninya, tampaknya ada di mana-mana. Aku tidak tahu dari mana ia berasal. Ia tampaknya ada sebelum Dewa."
- Keseimbangan Dalam Diri yang meliputi:
- Selaras dengan Tao berarti mencapai keseimbangan antara Yin dan Yang dalam diri. Ini mencakup keseimbangan antara emosi, pikiran, dan tindakan, yang membawa ketenangan batin dan harmoni.
- Keseimbangan dengan Alam: Manusia yang selaras dengan Tao akan hidup harmonis dengan alam, tidak merusak lingkungan, dan mengikuti hukum-hukum alam. Mereka akan merasakan kedamaian dan keselarasan dengan dunia di sekitar mereka. - Kebijaksanaan dan Pencerahan yang meliputi:
- Hadirnya pertimbangan seseorang yang mencapai pemahaman yang mendalam tentang kehidupan, alam semesta, dan dirinya sendiri. Ini mengarah pada kebijaksanaan dan pencerahan spiritual.
- Kejernihan Pikiran: Selaras dengan Tao membantu seseorang mencapai kejernihan pikiran dan pandangan yang benar tentang kehidupan, bebas dari ilusi dan kesalahpahaman. - Kesehatan dan Panjang Umur yang meliputi:
- Kesehatan Fisik: Praktik-praktik Taoisme seperti qigong, meditasi, dan pengaturan pernapasan membantu menjaga kesehatan fisik dan meningkatkan vitalitas.
- Panjang Umur: Hidup selaras dengan Tao, yang mencakup gaya hidup sehat dan harmonis, diyakini dapat memperpanjang umur dan meningkatkan kualitas hidup. - Ketenangan dan Kedamaian yang meliputi:
- Ketenangan Batin: Selaras dengan Tao membawa ketenangan batin dan kebebasan dari stres serta kecemasan. Seseorang akan merasakan kedamaian yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari.
- Penerimaan dan Keikhlasan: Mengikuti prinsip Wu Wei (tanpa usaha) membantu seseorang menerima kehidupan apa adanya dan menjalani hidup dengan ikhlas tanpa memaksakan kehendak. - Kebebasan dan Fleksibilitas yang meliputi:
- Kebebasan dari Keterikatan: Selaras dengan Tao berarti bebas dari keterikatan pada hal-hal duniawi dan materi. Seseorang akan merasakan kebebasan sejati dan fleksibilitas dalam menghadapi berbagai situasi.
- Adaptasi dan Keluwesan: Dengan mengikuti Tao, seseorang akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan dan tantangan hidup, mengikuti aliran alami kehidupan tanpa rasa resah.
Catatan terakhir dan mendasar yang harus dipertimbangan
Berdasarkan uraian dai catatan penciptaan langit dan bumi maka sangat jelas bahwa setiap kepercayaan memiliki pandangan yang unik dan berbeda antara satu dengan yang lain. Semua kepercayaan meyakini bahwa yang dinyatakan sebagai TUHAN adalah Pencipta tetapi siapakah TUHAN Pencipta itu maka jelas berbeda.Catatan penciptaan langit dan bumi hadir untuk menjadi bahan refleksi berpikir tentang TUHAN dan menilai kehidupan kita sebagai manusia ciptaan-Nya sebab hidup manusia akan berkelanjutan sekalipun alami proses kematian dalam menjalani hidup di bumi.
Hal yang sangat menyolok adalah adanya tawaran kasih karunia dari Yesus Kristus dalam hidup di dunia untuk sampai kepada Kediaman TUHAN di keabadian.
Kembali ke Atas!
Komentar
Posting Komentar